Anam Khoirul Anam itulah nama sang penulis. Melihat fizik novelnya, saya tidak terasa tertarik (jujur dariku). Tapi apa yang terzahir bukanlah menafsirkan isinya. Kadang luarnya cantik, tapi isinya memualkan. Ibarat kata: “Don’t judge the cover”, maksudnya jangan suka-sukanya kita menilai sesuatu itu dengan hanya melihat luarannya, dan mengabaikan dalamannya. Itulah muqaddimah awal dari saya dalam resensi kali ini. Bukan apa, khawatir ada yang ingin membeli, lalu bertukar fikiran lantaran kerana fizik luarannya tidak cantik gitu lho. Ayuh teruskan baca ya.
Membaca novel ini, membuat saya mengimbau kenangan lalu sewaktu saya sedang belajar di Pondok Pesantren. Menjadi santri, memang suatu kenangan yang luar biasa. Oh, saya tidak boleh menceritakan semuanya di sini, di atas keterbatasan medium ini. Rusli adalah tokoh utama dalam novel ini. Ia seorang santri sekaligus ustaz di pesantren yang terdiri dari dua pengasuh, di antaranya Gus Mu’ali pengelola santri puteri dan Gus Mahfudz pengelola santri putera. Continue reading →